sumber: google |
Sebagian manusia dapat dgn mudah melakukan lakukanan dosa dalam kenasiban sehari-hari. Sebab tak jarangnya dilakukan, perbuatan tersebut terkadang dianggap biasa jadi tak terasa semacam dosa. Padahal dosa bukanlah perkara main-main.
Balasannya utama neraka yang telah disiapkan Allah SWT bagi hamba-Nya yg ingkar. Nyatanya, seusai meninggal tanggungjawab terhadap dosa maksiat yg sempat dilakukan tak terputus begitu saja.
Selama lakukanan maksiat tersebut tetap berakibat serta berpengaruh terhadap orang lain, maka dosanya bakal tetap mengalir terhadap pelakunya walau Ia telah meninggal. Apa saja dosa-dosa tersebut? Berikut ulasannya.
Apabila biasanya kami mengenal amal jariyah yang pahalanya mengalir walau telah meninggal, maka ada juga dosa jariyah yang di janapabilan Allah SWT bakal diterima manusia. Saat telah meninggal, seseorang bakal tetap memperoleh dosa sebab lakukanannya semasa di dunia tetap berpengaruh kurang baik terhadap orang lain.
Padahal di alam barzah manusia sangat membutuhkan limpahan pahala sebagai pertolongan mereka menantikan hari kiamat. Tetapi sebab dosa jariyah ini mereka justru wajib menanggung dosa-dosa yang dilakukan orang lain, akibat pengaruh atas perbuatan maksiat yang sempat Ia lakukan semasa nasib.
“Sesungguhnya Kami mengnasibkan orang-orang mati serta Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan serta bekas-bekas yang mereka tinggalkan. serta segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)
Lantas apa saja dosa yang bakal semakin mengalir ini, inilah penuturannya seperti dilansir dari infoyunik.com
1. Menjadi Pelopor Maksiat
Pelopor adalah orang yang pertama melakukan sebuahperbuatan jadi yang lain turut mengikuti. Pengikutnya bersedia meniru baik dengan paksaan maupun tanpa diminta
sama sekali. Kondisi ini bakal sangat keren apabila menjadi pelopor untuk tujuan yang baik. Tetapi bagaimana apabila menjadi pelopor maksiat?
Dalam hadis dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang kurang baik dalam islam, maka dirinya memperoleh dosa kekurang baikan itu, serta dosa setiap orang yang melakukan kekurang baikan itu sebab ulahnya, tanpa ditidak
lebihi sedikitpun dosa mereka.” (HR. Muslim).
Orang yang menjadi pelopor ini sama sekali tak mengundang orang di lingkungannya untuk berbuat maksiat serupa. Ia juga tak memberbagi motivasi terhadap orang lain untuk mengikutinya. Tetapi sebab lakukanannya ini Ia sukses menginsipirasi orang lain melakukan maksiat serupa.
Itulah mengapa anak Nabi Adam, Qabil, yang menjadi orang pertama yang membunuh manusia wajib bertangungjawab atas semua permasalahan pembunuhan di alam ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada satu jiwa yang terbunuh dengan cara dzalim, melainkan anak adam yang pertama kali membunuh bakal memperoleh dosa sebab pertumpahan darah itu.” (HR. Bukhari 3157, Muslim 4473 serta yang lainnya).
Tidak dapat dibayangkan, bagaimana dosa yang bakal ditanggung pelopor serta pendesign rok mini, baju you can see, penyebar video porno serta tetap tak sedikit tindak maksiat lainnya. Sebagai pelopor dosa mereka bakal semakin mengalir sampai hari kiamat kelak.
2. Mengundang Orang lain Melakukan Kesesatan serta Maksiat
Tidak sama dengan pelopor yang hanya menginspirasi orang lain, orang yang satu ini dengan nyata mengundang orang lain untuk melakukan kesesatan serta perbuatan maksiat. Merekalah adalah juru dakwah kesesatan, alias mereka yang mempropagandakan kemaksiatan.
Dalam Alquran Allah SWT menceritakan bagaimana orang kafir nanti bakal menerima dosa dari kekufurannya. Belum lagi dengan dosa-dosa orang-orang yang juga mereka sesatkan.
“Mereka bakal memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, serta berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tak mengenal sedikitpun (bahwa mereka disesatkan).”(QS. an-Nahl: 25)
Ayat ini mempunyai makna yang sama dengan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Siapa yang mengundang terhadap kesesatan, dirinya memperoleh dosa, semacam dosa orang yang mengikutinya, tak ditidak lebihi sedikitpun.” (HR. Ahmad 9398, Muslim 6980, serta yang lainnya).
Contoh mudah terkait hadist ini adalah orang-orang yang menjadi propaganda kesesatan, mereka menyebarkan pemikiran-pemikiran yang menyimpang, mengundang masyarakat untuk berbuat kesyirikan serta bid’ah.
Merekalah para pemilik dosa jariyah, lantas bagaimana dosa mereka? Selagi tetap ada manusia yang mengikuti apa yang mereka serukan, maka selagi itu pula orang ini turut memperoleh limpahan dosa, sekalipun dirinya telah dikubur tanah.
Tergolong juga mereka yang mengiklankan maksiat, memotivasi orang lain untuk berbuat dosa, sekalipun dirinya sendiri tak melakukannya, tetapi dirinya tetap memperoleh dosa dari setiap orang yang mengikutinya.
Semoga kami lebih berhati-hati dalam bertindak, serta lebih tak sedikit melakukan amal shaleh dibanding dosa-dosa maksiat. Sebab nasib tak hanya semata di dunia lalu berakhir ketika telah meninggal. Tetapi perjalanan tetap panjang untuk menuju kenasiban yang kekal.
Share This :
comment 0 comments
more_vert